AGAMA 4
“TAREKAT”
OLEH
AFRINATA PANGESTU
ARFAND HUDA
IRFAN FAQIH
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2012-2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang maha Esa yang telah
mengizinkan penulis untuk menyelesaikan sebuah karya tulis.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “TAREKAT”, yang
penulis harap dapat bermanfaat bukan hanya bagi penulis tapi juga pembaca.
Dalam
kesempatan ini penulis juga meminta maaf apa bila terdapat banyak kekurangan
dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Dengan
ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
PEKANBARU, 31 Maret 2013
“PENULIS”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.a Arti tarekat............................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................... 2
2. PERKEMBANGAN TAREKAT............................................. 2
2.a Pengertian
Tarekat.......................................................... 2
2.b Sejarah
Perkembangan Tarekat...................................... 3
2.b 1 Kanqah dan
Zawiyah........................................... 3
2. c Macam-macam
tarekat................................................... 4
2. d Hubungan
Tarekat dengan Tasawuf.............................. 5
2. e Aliran Tarekat
dalam islam............................................ 6
2. f Pengaruh
tarekat dalam peradapan islam....................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................. 7
A.
KESIMPULAN....................................................................... 7
B.
PENUTUP............................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.a ARTI TAREKAT
Tarekat (Bahasa Arab: طرق
transliterasi: Tariqah)
berarti "jalan" atau "metode", dan mengacu pada aliran
kegamaan tasawuf atau sufisme dalam
Islam. Ia secara konseptual terkait dengan ḥaqīqah atau "kebenaran sejati",
yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh para pelaku aliran tersebut.
Seorang penuntut ilmu agama akan memulai pendekatannya dengan mempelajari hukum Islam, yaitu
praktik eksoteris atau duniawi Islam, dan kemudian berlanjut pada jalan
pendekatan mistis keagamaan yang berbentuk ṭarīqah.
Melalui praktik spiritual dan bimbingan seorang pemimpin tarekat, calon
penghayat tarekat akan berupaya untuk mencapai ḥaqīqah (hakikat, atau kebenaran hakiki).
Kata al-tariqa yang berarti
jalan, bersinonim dengan kata suluk. Maksudnya ialah jalan kerohanian.
Tariqa/tarekat kemudian ditakrifkan sebagai ‘Jalan kerohanian yang muncul
disebabkan pelaksanaan syariat agama, karena kata syar’ (darimana kata syariat
berasal) berarti jalan utama, sedang cabangnya ialah tariq (darimana kata
tariqa berasal).’ Pengertian di atas menunjukkan bahwa jalan yang ditempuh dalam
ilmu tasawuf, melalui bimbingan dan latihan kerohanian dengan tertib tertentu,
merupakan cabang daripada jalan yang lebih besar, yaitu Syariat. Termasuk di
dalamnya ialah kepatuhan dalam melaksanakan syariat dan hukum Islam yang lain.
Para sufi dalam melihat
tingkat laku kerabat dan sahabat dekat mereka tercermin perasaan dan perbuatan
mereka sendiri. Apabila mereka melihat kekeliruan dalam perbuatan tetangga
mereka, maka mereka segera bercermin ke dalam perbuatan mereka sendiri.
Kebiasaan di atas mendorong munculnya salah satu aspek penting gerakan tasawuf,
yaitu persaudaraan sufi yang didasarkan atas cinta dan saling bercermin pada
diri sendiri. Persaudaraan sufi inilah yang kemudian disebut Tarekat Sufi.
Munculnya tarekat membuat
tasawuf berbeda dari gerakan zuhud yang merupakan cikal bakal tasawuf. Apabila
gerakan zuhud mengutamakan ‘penyelamatan diri’ melalui cara menjauhkan diri
dari kehidupan serba duniawi dan memperbanyak ibadah serta amal saleh, maka
tasawuf sebagai organisasi persaudaraan (tariqah) menekankan pada ‘keselamatan
bersama’. Di antaranya dalam bentuk pemupukan kepentingan bersama dan
keselamatan bersama yang disebut ithaar. Sufi yang konon pertama kali
mempraktekkan ithaar ialah Hasan al-Nuri, sufi abad ke-9 M dari Baghdad.
Tarekatnya merupakan salah satu tarekat sufi awal dalam sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. PERKEMBANGAN TAREKAT
2.a PENGERTIAN TAREKAT
Kata Tarekat di
ambil dari bahasa arab, yaitu
dari kata benda thoriqoh yang secara etimologis berarti jalan, metode atau tata
cara. Adapun tarekat dalam terminologis (pengertian) ulama sufi; yang dalam hal
ini akan saya ambil definisi tarekat menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili
al-Syafi al-Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al- Qulub-nya adalah;
”Tarekat
adalah
beramal dengan syariat dengan mengambil/memilih yang azimah (berat) daripada
yang rukhshoh (ringan); menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah pada
amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah; menjauhkan diri dari semua
larangan syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah SWT
semampunya; meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah
yang sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah; yang semuamnya ini di
bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang guru/syekh/mursyid yang arif yang
telah mencapai maqamnya (layak menjadi seorang Syekh/Mursyid).”
Dari definisi di
atas dapat kita simpulkan bahwa tarekat adalah beramal dengan syariat Islam
secara azimah (memilih yang berat walau ada yang ringan, seperti rokok ada yang
berpendapat haram dan makruh, maka lebih memilih yang haram) dengan mengerjakan
semua perintah baik yang wajib atau sunah; meninggalkan larangan baik yang
haram atau makruh bahkan menjauhi hal-hal yang mubah (boleh secara syariat)
yang sia-sia (tidak bernilai manfaat; minimal manfaat duniawiah) yang semuanya
ini dengan bimbingan dari seorang mursyid/guru guna menunjukan jalan yang aman
dan selamat untuk menuju Allah (ma’rifatullah), maka posisi guru di sini adalah
seperti seorang guide yang hafal jalan dan pernah melalui jalan itu sehingga
jika kita dibimbingnya akan dipastikan kita tidak akan tersesat jalan dan
sebaliknya jika kita berjalan sendiri dalam sebuah tujuan yang belum diketahui,
maka kemungkinan besar kita akan tersesat apalagi jika kita tidak membawa peta
petunjuk. Namun mursyid dalam tarekat tidak hanya membimbing secara lahiriah
saja, tapi juga secara batiniah bahkan juga berfungsi sebagai mediasi antara
seorang murid/salik dengan Rasulullah SAW dan Allah SWT.
Dengan bahasa
yang lebih mudah, tarekat adalah sebuah kendaraan baik berupa bis, kapal laut
atau pesawat terbang yang disopiri oleh seseorang yang telah punya izin
mengemudi dan berpengalaman untuk membawa kendaraannya dengan beberapa
penumpang di dalamnya untuk mencapai tujuan.
Tasawuf dapat
dipraktekkan dalam setiap keadaaan di mana manusia menemukan dirinya, dalam
kehidupan tradisional maupun modern. Tarekat adalah salah satu wujud nyata dari
tasawuf. Ia lebih bercorak tuntunan hidup praktis sehari-hari daripada corak
konseptual yang filosofis. Jika salah satu tujuan tasawuf adalah al-Wushul ila
Allah SWT (sampai kepada Allah) dalam arti ma’rifat, maka tarekat adalah
metode, cara atau jalan yang perlu ditempuh untuk mencapai tujuan tasawuf
tersebut.
Tarekat berarti
jalan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan
diri, atau perjalanan yana ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri
sedekat mungkin kepada Tuhan. Orang yang bertarekat harus dibimbing oleh guru
yang disebut mursyid (pembimbing) atau Syaikh. Syaikh atau mursyid inilah yang
bertanggung jawab terhadap murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah serta
rohaniah dan pergaulan sehari-hari. Bahkan ia menjadi perantara (washilah)
antara murid dan Tuhan dalam beribadah.
Karena itu, seorang Syaikh haruslah sempurna dalam ilmu syariat dan hakekat. Di samping itu, untuk (dapat) wenjadi guru, ustadz atau Syaikh diperlukan syarat- syarat tertentu yang mencerminkan sikap orang tua yang berpribadi akhlak karimah dan budi pekerti yang luhur.
Karena itu, seorang Syaikh haruslah sempurna dalam ilmu syariat dan hakekat. Di samping itu, untuk (dapat) wenjadi guru, ustadz atau Syaikh diperlukan syarat- syarat tertentu yang mencerminkan sikap orang tua yang berpribadi akhlak karimah dan budi pekerti yang luhur.
2.b Sejarah
perkembangan Tarekat
Banyak orang yang salah faham tentang tarekat,
sehingga mereka tidak mau mengikutinya. Namun, mereka yang sudah mengikuti
tarekatpun umumnya belum memahami bagaimana sebenarnya pengertian tarekat, awal
mula dan sejarahnya, macam-macamnya serta manfaat mengikuti tarekat.
Asal-usul Tarekat Sufi: Asal-usul
tarekat (al-tariqah) Sufi dapat dirunut pada abad ke-3 dan 4 H (abad ke-9 dan
10 M). Pada waktu itu tasawuf telah berkembang pesat di negeri-negeri seperti
Arab, Persia, Afghanistan dan Asia Tengah. Beberapa Sufi terkemuka memiliki banyak
sekali murid dan pengikut.
Pada masa itu ilmu Tasawuf sering pula
disamakan dengan ilmu Tarekat dan teori tentang maqam (peringkat kerohanian)
dan hal (jamaknya ahwal, keadaan rohani). Di antara maqam penting yang ingin
dicapai oleh seorang penempuh jalan tasawuf ialah mahabba atau `isyq (cinta),
fana` (hapusnya diri/nafs yang rendah), baqa` (rasa hidup kekal dalam Yang
Satu), ma`rifa (makrifat) dan ittihad (persatuan mistikal), serta kasyf
(tersingkapnya penglihatan hati).
Kehidupan para sufis abad 3-4 H merupakan kritik terhadap kemewahan hidup para penguasa dan kecenderungan orientasi hidup masyarakat muslim pada materialisme. Keadaan ini memberikan sumbangsih pada terjadinya degradasi moral masyarakat. Keadaan politik yang penuh ketegangan juga memberikan peran bagi pertumbuhan sufisme abad tersebut.
Maraknya praktek sufisme dan tarekat di abad ke 12-13 M juga tidak lepas dari dinamika sosio-politik dunia Islam.
Kehidupan para sufis abad 3-4 H merupakan kritik terhadap kemewahan hidup para penguasa dan kecenderungan orientasi hidup masyarakat muslim pada materialisme. Keadaan ini memberikan sumbangsih pada terjadinya degradasi moral masyarakat. Keadaan politik yang penuh ketegangan juga memberikan peran bagi pertumbuhan sufisme abad tersebut.
Maraknya praktek sufisme dan tarekat di abad ke 12-13 M juga tidak lepas dari dinamika sosio-politik dunia Islam.
2.b 1 Kanqah dan
Zawiyah
Biasanya sebuah
persaudaraan sufi lahir karena adanya seorang guru Sufi yang memiliki banyak
murid atau pengikut. Pada abad ke-11 M persaudaraan sufi banyak tumbuh di
negeri-negeri Islam. Mula-mula ia merupakan gerakan lapisan elit masyarakat
Muslim, tetapi lama kelamaan menarik perhatian masyarakat lapisan bawah. Pada
abasd ke-12 M banyak orang Islam memasuki tarekat-tarekat sufi. Pada waktu itu
kegiatan mereka berpusat di kanqah, yaitu sebuah pusat latihan Sufi yang banyak
terdapat di Persia dan wilayah sebelah timur Persia. Kanqah bukan hanya pusat
para Sufi berkumpul, tetapi juga di situlah mereka melakukan latihan dan
kegiatan spiritual, serta pendidikan dan pengajaran formal, termasuk dalam hal
kepemimpinan.
Salah satu fungsi penting lain dari
kanqah ialah sebagai pusat kebudayaan dan agama. Sebagai pusat kebudayaan dan
agama, lembaga kanqah mendapat subsidi dari pemerintah, bangsawan kaya,
saudagar dan organisasi/perusahaan dagang. Tempat lain berkumpulnya para Sufi
ialah zawiyah, arti harafiahnya sudut. Zawiyah ialah sebuah tempat yang lebih
kecil dari kanqah dan berfungsi sebagai tempat seorang Sufi menyepi. Di Jawa
disebut pesujudan, di Turki disebut tekke (dari kata takiyah, menyepi).
Tempat lain lagi
berkumpulnya Sufi ialah ribat. Ribat punya kaitan dengan tempat tinggal
perajurit dan komandan perang, katakanlah sebagai tangsi atau barak militer.
Pada masa berkecamuknya peperangan yang menyebabkan orang mengungsi, dan juga
berakibat banyaknya tentara tidak aktif lagi dalam dinas militer, membuat ribat
ditinggalkan tentara dan dirubah menjadi tempat tinggal para Sufi dan pengungsi
yang mengikuti perjalanan mereka.
Sejarah
Perkembangan TarekatMenjadi Pengawal MoralBanyak orang yang salah faham tentang
tarekat, sehingga mereka tidak mau mengikutinya. Namun, mereka yang sudah
mengikuti tarekatpun umumnya belum memahami bagaimana sebenarnya pengertian
tarekat, awal mula dan sejarahnya, macam-macamnya serta manfaat mengikuti
tarekat.
Asal-usul
Tarekat Sufi Asal-usul tarekat (al-tariqah) Sufi dapat dirunut pada abad
ke-3 dan 4 H (abad ke-9 dan 10 M). Pada waktu itu tasawuf telah berkembang
pesat di negeri-negeri seperti Arab, Persia, Afghanistan dan Asia Tengah.
Beberapa Sufi terkemuka memiliki banyak sekali murid dan pengikut. Pada masa
itu ilmu Tasawuf sering pula disamakan dengan ilmu Tarekat dan teori tentang
maqam (peringkat kerohanian) dan hal (jamaknya ahwal, keadaan rohani). Di
antara maqam penting yang ingin dicapai oleh seorang penempuh jalan tasawuf
ialah mahabba atau `isyq (cinta), fana` (hapusnya diri/nafs yang rendah), baqa`
(rasa hidup kekal dalam Yang Satu), ma`rifa (makrifat) dan ittihad (persatuan
mistikal), serta kasyf (tersingkapnya penglihatan hati). Kehidupan para
sufis abad 3-4 H merupakan kritik terhadap kemewahan hidup para penguasa
dan kecenderungan orientasi hidup masyarakat muslim pada materialisme. Keadaan
ini memberikan sumbangsih pada terjadinya degradasi moral masyarakat. Keadaan
politik yang penuh ketegangan juga memberikan peran bagi pertumbuhan sufisme
abad tersebut. Maraknya praktek sufisme dan tarekat di abad ke 12-13 M juga
tidak lepas dari dinamika sosio-politik dunia Islam.
2. c macam –
macam tarekat
Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib
dan tarekat sunat.
Tarekat wajib, yaitu amalan-amalan
wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan
wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang
dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah
s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah
shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat
, makan makanan halal dan lain sebagainya.
Tarekat sunat, yaitu kumpulan
amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk
membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak
mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi
tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket
tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh
murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap,
tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau
pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya,
seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain
sebagainya.
2.d
Hubungan tarekat dengan tasawuf
Pengertian Tasawuf, Tarekat dan hubungan
antara keduanya
Secara ethimologi, tasawwuf berasal dari
bahasa Arab yaitu katashuuf yang berarti bulu. Pada waktu itu para ahli
tasawwuf memakai pakaian dari bulu domba sebagai lambang merendahkan diri.
Sedangkan secara terminology, para sufi dalam mendefinisikan tasawwuf itu
sendiri sesuai dengan pengalaman batin yang telah mereka rasakan masing-masing.
Dan karena dominannya ungkapan batin ini, maka menjadi beragamnya definisi yang
ada. Sehingga sulit mengemukakan definisi yang menyeluruh. Dari beberapa
definisi para sufi, Noer Iskandar mendefinisikan bahwa tasawwuf adalah kesadaran
murni (fitrah) yang mengarahkan jiwa yang benar kepada amal dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin.
Sedangkan tarekat sendiri, secara ethimologi
berasal dari kata “Thoriqoh” yang berarti jalan. Dalam artian jalan yang
mengacu kepada suatu system latihan meditasi maupun amalan- amalan yang
dihubungkan dengan guru sufi. Istilah ini kemudian berkembang menjadi
organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang khas, atau institusi yang
menaungi paham tasawwuf.
Dari pengertian diatas, tampaklah pertalian
yang sedemikian erat antara tasawwuf dan tarekat, bahwa antara keduanya tampak
sulit dibedakan dan tak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Tasawwuf adalah sebuah ideology dari institusi yang menaunginya, yaitu tarekat.
Atau dengan kata lain, tarekat merupakan madzhab-madzhab dalam tasawwuf. Dan
tarekat merupakan implementasi dari suatu ajaran tasawwuf yang kemudian
berkembang menjadi sebuah organisasi sufi dalam rangka mengimplementasikan
suatu ajaran tasawwuf secara bersama-sama.
2.e
Aliran tarekat dalam islam
Dari sekian banyak tarekat
yang pernah muncul sejak abad ke-12 (abad ke-6 H) itu antara lain :
Tarekat Qadiriyah,
(dihubungkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang wafat di Irak pada 1161
H) yang mempunyai penganut di Irak, Turki, Turbekistan, Sudan, Cina, India, dan
Indonesia.
Tarekat Syadziliah,
(dihubungkan kepada Syekh Ahmad Asy-Syadzili, yang wafat di Mesir pada 1258 M),
yang mempunyai pengikut di Mesir, Afrika Utara, Syiria, dan Negri-negri Arab lainnya.
Pokok-pokok ajarannya antara lain :
- Bertaqwa
kepada Allah ditempat sunyi dan ramai
- Mengikuti
sunnah dalam segala perkataan dan perbuatan
- Berpaling
hati dari makhluk waktu berhadapan dari waktu membelakangi
- Kembali
kepada Allah diwaktu senang dan susah
Tarekat
Rifaiyah, (dihubungkan kepada Syekh Ahmad Ar-Rifai, yang wafat di Mesir pada
1182 M), yang mempunyai pengikut di irak dan di Mesir.
Tarekat Naqsabandiyah
(dihubungkan kepada Syekh Bahaudin Naqsabandi yang wafat di Bukhara pada 1389
M), yang mempunyai pengikut di Asia Tenggara, Turki, India, Cina, dan
Indonesia. Ciri-ciri tarekat Naqsabandiah antara lain :
- Berpegang
teguh kepada aqidah ahlusunnah
- Meningggalkan
ruqsah
- Memilih
hokum-hukum yang azimah
- Senantiasa
dalam muraqabah
- Tetap
berhadapan dengan Tuhan
- Menghasilkan
malakah hudhur (menghadirkan Tuhan dalam hati)
- Menyendiri
ditengah keramaian serta menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah
- Berpakaian
dengan pakaian mukmin biasa
- Zikir
tanpa suara[8]
Tarekat Syatarriyah, (dihubungkan kepada
Syekh Abdullah Asy-Sattari yang wafat di india pada 1236 M), yang mempunyai
pengikut India dan Indonesia
2. f Pengaruh
tarekat dalam peradabpan islam
Dalam perkembangannya
tarekat-tarekat itu bukan hanya memusatkan perhatian pada tasawuf ajaran-ajaran
gurunya, tetapi juga mengikuti kegiatan politik.
Tarekat memengaruhi dunia islam mula abad ke-13 kedudukan tarekat saat itu sama dengan partai politik. Bahkan tentara itu juga menjadi anggota tarekat.
Tarekat keagamaan meluaskan pengaruh dan organisasinya keseluruh pelosok negeri menguasai masyarakat melalui suatu jenjang yang terancang dengan baik, dan memberikan otomomi kedaerahan seluas-luasnya. Setiap desa atau kelompok desa ada wali lokalnya yang didukung dan dimuliakan sepanjang hidupnya, bahkan dipuja dan diagung-agungkan setelah kematiannya. Akan tetapi pada saat-saat itu telah terjadi penyelewengan dalam tarekat-tarekat.
Disamping itu tarekat pada umumnya hanya berorientasi akhirat, tidak mementingkan dunia, tarekat mengandungkan banyak beribadah saja dan jangan mengikuti dunia ini karena anggapan, “dunia ini adalah bangkai maka yang mengejar dunia ini adalah anjing”. Ajaran ini tampaknya menyelewengkan umat islam dari jalan yang harus ditempuhnya. Demikian juga sifat tawakal, menunggu apa saja yang akan datang, qadha dan qadar yang sejalan denga faham Asy’ariyah. Para pembaharu dalam dunia islam melihat bahwa tarekat bukan hanya mencemarkan paham tauhid, tetapi juga membawa kemunduran bagi umat islam.
Oleh karena itu pada abad ke-19 timbul pemikiran yang sinis terhadap tarekat. Banyak orang yang menentang dan meninggalkan tarekat ini.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Makna Tarekat
sebenarnya adalah beramal dengan syariat, tapi banyak orang yg belum atau
bahkan salah memahami, sehingga banyak yg salah mengartikan bahwa tarekat itu
sesat. Diperlukan ilmu agama serta kemampuan lebih dalam memahaminya.
B.
SARAN
Penulis membuka
diri, untuk setiap kritikan dan saran untuk setiap kekurangan yang terdapat
dalam karya ilmiah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar